RELEVANSI NILAI-NILAI MAMAPAS LEWU BAGI PENGHAYATAN SAKRAMEN TOBAT DALAM GEREJA KATOLIK DI STASI STO. ENGELBERTUS TELUK BETUNG
Keywords:
Gereja, Dayak Ngaju, Mamapas lewu, dan Sakramen Tobat.Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan sejauhmana nilai-nilai mamapas lewu dapat memberikan kontribusi bagi penghayatan iman Kristiani khususnya Sakramen Tobat di Stasi Sto. Engelbertus Teluk Betung. Melalui karya ilmiah ini diharapkan agar semua umat Katolik dapat menyadari pentingnya Sakramen Tobat dan melaksanakan pengakuan dosa agar dapat memperbaiki relasi yang telah rusak akibat dosa serta menjalani kewajibannya sebagai umat yang beriman.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Kriteria informan yang baik tentu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang peneliti perlukan, memiliki kemampuan untuk merefleksikan, pandai mengeluarkan pikiran (pandai berbicara), memiliki waktu untuk diwawancarai, dan berkemauan untuk berpartisipasi. Langkah-langkah penelitian meliputi penentuan tema, percakapan dengan informan, profil informan, refleksi, implikasi, sintesis dan prospek ke depan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa umat Katolik yang ada di Stasi Teluk Betung memiliki pemahaman yang minim tentang Sakramen Tobat. Mereka tidak rutin melaksankan pengakuan dosa dikarenakan tidak ada yang memberi arahan kepada mereka untuk meminta pelayan sakramen (pastor) melaksanakan pengakuan dosa. Mereka di pihak lain mengerti dengan baik budaya mamapas lewu, karena mereka ikut melaksanakannya. Tujuan mamapas lewu yaitu untuk menyadarkan warga kampung akan kesalahan yang telah dilakukan, demikian halnya dengan Sakramen Tobat yang merupakan usaha seorang beriman untuk mengakukan dosanya kepada pelayan sakramen agar memperoleh rahmat pengampunan dan keselamatan dari Allah. Nilai-nilai mamapas lewu yaitu gotong royong, kepatuhan, ketertiban, nilai etik dalam berperilaku, refleksi religius, refleksi aksiologis dan pendidikan.
Nilai yang ada di dalam budaya mamapas lewu, dapat memberikan kontribusi bagi penghayatan iman kristiani, khususnya penghayatan Sakramen Tobat. Oleh karena itu, penghayatan nilai-nilai budaya mamapas lewu dapat membantu umat untuk semakin menyadari pentingnya Sakramen Tobat di mana mereka tidak hanya memiliki pengetahuan tentang Sakramen Tobat tetapi ikut juga berpartisipasi melaksanakan tugas dan kewajiban mereka sebagi umat Katolik yang menjalankan lima perintah gereja, khususnya perintah yang keempat yaitu mengaku dosalah sekurang-kurangnya setahun sekali.
References
Afifuddin & Saebani Ahmad Beni. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Pustaka Setia.
Ahmandi, Rulam. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Grup
Penerbitan CV BUDI UTAMA.
Alkitab. 2014. Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Biblika Indonesia.
Blolong, Rede Raymundus. 2012. Dasar-dasar Antropologi, Froles, NTT: Nusa
Indah.
Budi, Susianto Silvester. 2014. Kamus Kitab Hukum Kanonik. Yogyakarta: PT Kanisius
Dudi, Josef. 2010. Interaksi Sosial Masyarakat Plural Agama. Surabaya: Jelangga
Pustaka.
Dudi, Josef. 2015. Lewu dan Mamapas Lewu: Frame Of Reference Interaksi Masyarakat Plural Agama di Sei Gohong, Kalimantan Tengah. SEPAKAT- Jurnal Pastoral Kateketik. Vol 1, No.2.
Etos (Def.) (n.d). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakes melalui https://kbbi.web.id/etos.html, 31 Mei 2019.
Hardana, dkk. 2016. Potret Keuskupan Palangkaraya Lustrum III Tahbisan
Uskup. Panitia Perayaan Lustrum II Tahbisan Uskup: Palangkaraya.
http://utusdayakngajuberbagi.blogspot.com/2009/10/normal-0-false- false.html?m=1, di akses pada 28 Maret 2019.
KWI. 1996. Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius.
KWI. 2007. Katekismus Gereja Katolik. Flores, NTT: Nusa Indah.
Manca, Silvester. 2013. Perbandingan antara Konsep Pertobatan dalam Ritus Oke Saki Orang Lelak (Manggarai-Flores) dengan Konsep Pertobatan Kristen dan Implikasi Pastoralnya. Jurnal Asosiasi Perguruan Tinggu Agama Katolik (APTAK). Vol 2, No.2.
Manuskrip. 2016. Paroki Sto.Paulus Buntok.
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Martasudjita, E. 2003. Sakramen-Sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius.
Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Prasetya, Hadiwardoyo. 2006. Pertobatan Dalam Tradisi Katolik. Yogyakarta: Kanisius.
Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahmawati, Nur Puji Neni. 2013. Upacara Adat Mamapas Lewu (Upacara mempertahankan Budaya Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Jentara. Vol 8, No. 2.
Riwut, Nila. 2003. Maneser Panatau Tatu Hiang; Menyelami Kekayaan Leluhur.
Palangkaraya: Pusakalima.
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: dasar-dasar. Jakarta: Barat PT INDEKS.
Setiadi, M Elly, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada
Media Group.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
, 2009. Memahami Penelitian Bisnis. Jakarta: Gramedia.
Sutrisno, Mudji. Putranto Hendar. 2005. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Taek, Paulus. 2009. Petualangan Intelektual Menuju Metode Penelitian
Pendidikan. Kupang: Gita Kasih.
Tim Prima Pena. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gitamedia Press.