Misi Meratus dan Kontribusinya Bagi Perkembangan Masyarakat Dayak Pegunungan Meratus, Stasi Ka’ar Kalimantan Selatan
Keywords:
Gereja, Misi Meratus, Umat Ka’ar.Abstract
Sebagai bentuk tindak lanjut penetapan tahun 2008 sebagai tahun Paulus, Keuskupan Banjarmasin memprioritaskan perutusannya dengan mengembangkan sebuah misi pemberdayaan masyarakat pribumi yaitu Masyarakat Dayak Pegunungan Meratus. Misi ini dikenal dengan nama “Misi Meratus”. Tujuan misi Meratus adalah agar Gereja lebih mendekatkan diri kepada masyarakat Dayak Meratus dan sekaligus memberikan berbagai sumbangsih dalam berbagai bidang kehidupan mereka sehingga mampu bersaing di tengah arus perkembangan zaman. Misi ini sudah berjalan 14 tahun. Bagaimanakah dampak kehadiran misi ini di Tanah Dayak Pegunungan Meratus? Hal itulah yang mendorong peneliti melakukan penelitian ini, terutama untuk melihat sejauh mana perkembangan Gereja Katolik dan seberapa besar sumbangsih Misi Meratus bagi kemajuan masyarakat pegunungan Meratus. Penelitian ini dilakukan di desa Batuah, Stasi Bernadus Ka’ar Kalimantan Selatan, pada bulan Juli sampai November 2021. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Data-data diperoleh dari 10 informan, yang terdiri dari 1 Pastor, 1 Volunteer Misi Meratus, 1 orang aparat desa, dan 7 orang umat Ka’ar. Hasil penelitian menunjukan bahwa sejak lahirnya, Gereja Ka’ar mengalami perkembangan yang luar biasa, baik dari segi kuantitas umat maupun kualitas iman. Semua itu tidak terlepas dari kerja keras Tim Misi Meratus Keuskupan Banjarmasin dalam mendampingi umat Ka’ar. Kehadiran Tim Misi yang merupakan representasi kehadiran Gereja Katolik di pegunungan Meratus telah memberikan dampak positif bagi perkembangan pembangunan masyarakat Ka’ar seluruhnya. Gereja Katolik pun mendapat apresiasi yang cukup tinggi dari masyarakat Ka’ar dan sekitarnya karena dedikasinya yang begitu loyal dan tulus. Gereja Katolik telah sukses melanjutkan amanat agung Sang Guru Yesus untuk mewartakan sukacita keselamatan bagi umat manusia.
References
Banu Viktorahadi, R.F. 2016. Gagasan Tentang hidup menggereja: Warna Warni Wajah Gereja. Yogyakarta: Kanisius.
Darmawijaya, St. 2010. Kisah Para Rasul. Yogyakarta: Kanisius
Denny Firmanto, A. 2010. Menggerakan Jemaat, Pemuridan Menurut Injil Markus. Malang: Dioma.
Hasto Rosariyanto, F. (Ed). Bercermin Pada Wajah-wajah Keuskupan Gereja Katolik Indonesia. Yogyakarta: Kanisius
I Made, R. Sudhiarsa.2007. Mempelajari Manusia dan Kebudayaan. Malang: Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana.
Kirchberger, Georg. 1995. Gereja Berwajah Asia. Ende: Nusa Indah.
K., Kewel, Hipolitus (Ed.). 2011. Mengolah Pluralitas Agama. 2011. Malang: Serva Minora.
Krispurwarna Cahyadi, Telephorus. 2013. Ensiklik Deus Caritas Est dan Komentar, Gereja dan Pelayanan Kasih. Yogyakarta: Kanisius.
Magnis-Suseno, Frans. 2008. Menjadi Saksi Kristus di Tengah Masyarakat Majemuk. Jakarta: Obor.
P. Sweeter, Thomas. 2005. The Paris As covenant A Call To Pastoral Partnership (terj. F.X. Hadisumarta). Malang: Dioma.
Riwut, Tjilik. 2007. Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan. Yogyakarta: Galangpress.
Sugiyono. 2009. Mamahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabet
Tondowijoyo, John. 1992. Etnologi dan Pastoral di Indonesia. Ende: Nusa Indah
Dokumen Konsili Vatikan II. 1964. Lumen Gentium (terj. R. Hardawiryana). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.